Bahasa Kasih (Tradisi Pria di Pegunungan Tengah Papua Bergandeng Tangan)

Kalian pasti jarang atau merasa risih kan kalau-kalau ada dua pria saling berpegangan tangan, bergandengan tangan sambil jalan atau ngobrol?
Saat aku di Papua pegunungan bagian tengah pemandangan ini sudah hal yang biasa kujumpai. Ternyata hal tersebut sudah menjadi tradisi/budaya buat mereka.

Selidik punya selidik aku cari tau di Google kebiasaan berpegangan/bergandengan tangan ini ternyata juga ada di India, mereka terbiasa memegang tangan satu sama lain, bahkan kepada teman dan kerabat yang dianggap sangat dekat.
Pernah kutanya pada para guru dan anak-anak didik mereka juga menjawab seperti itu, berpegangan tangan sebagai tanda hangatnya hubungan dua manusia.

Pernah suatu kali dikagetkan saat berjalan tiba-tiba seseorang siswa memegang tanganku lalu berkata “Paguru mau kemana?” eh…kok tiba-tiba pegang tanganku anak ini.
Paguru mau pulang jawabku,
Oh.. Iya paguru hati-hati dijalan ya? Nanti sore kita belajar baca lagi kan pak? Iya anak jawabku sambil tersenyum. Wah, padahal baru beberapa kali masuk kelas saja aku sudah dianggap sahabat dekat sama anak-anak.

Kini, dimasa pandemi akibat virus Covid-19, saling jaga jarak pasti kebiasaan ini tidak bisa lagi mereka melakukan.
Ditambah lagi mereka pasti tidak bisa belajar seperti biasa dan tidak bisa belajar jarak jauh juga karena disana tidak ada TV, listrik dan sinyal.
Semoga masa pandemi ini segera berlalu.

Foto diambil sepulang ibadah minggu, jalan kaki dulu, lalu disambung naik truk para pekerja bangunan yang juga perantau dari tanah Toraja dan Makassar.
Salam hangat, Papua dalam cinta. 🤝❣️

Gerakkan Buku ke Samenage

Suatu waktu ada inbox masuk di Facebook pribadiku, ternyata sapaan dari paguru Andri Kristian dimana kami sudah berteman sebelumnya. Aku tertarik dan menambahkan sebagai teman karena bapak ini memposting tentang aktivitasnya di Papua dengan anak-anak baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Luar biasa perjuangan relawan pendidik pedalaman Papua.

Berangkat dari inbox tersebut aku diberitahu bahwa paguru satu ini sedang membutuhkan pertolongan untuk bisa membawa paket kiriman barang kebutuhan anak-anak dan masyarakat seberat 350 kg dari Jayapura menuju Wamena. Barang-barang tersebut adalah berupa buku tulis, alat tulis, buku bacaan, buku pelajaran, crayon, pensil warna, buku gambar, Alkitab, sepatu olah raga dan lain-lain.

Pak Andri berkata : “Apabila barang sudah tiba di Wamena. Dari Wamena ke Samenage ditempuh 2 hari 1 malam jalan kaki ramai-ramai bersama masyarakat. Di Samenage, signal jaringan komunikasi baik telpon maupun internet belum masuk, jalan darat juga belum masuk.
Dana pengiriman barang perkiraan saya sebesar 4juta – 5juta untuk bisa dikirim ke Wamena dari Jayapura, sehingga saya juga bisa kembali melayani di daerah pedalaman Samenage kembali.”

Disana anak-anak mungkin telah menunggu kehadiran paguru beserta buku-buku tersebut pikirku. Dari hal itu aku berniat membuat donasi bantuan, awalnya pengumpulan donasi melalui rekening pribadi. Sampai akhir tanggal ditetapka donasi masih belum mencukupi. Sementara paguru di Jayapura pasti sudah merasa terlalu lama meninggalkan anak-anak disana. Pasti ada rasa resah.

Masukkan keterangan

Baiklah…maka donasi yang kedua kembali aku buka pada tanggal 18 Oktober 2019 melalui bantuan kitabisa, kembali berkampanye di media sosial. (https://twitter.com/daniellsinaga/status/1174216847207669764?s=19)

Sangat mengejutkan, lima hari setelah pembukaan donasi tidak kusangka target dana yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Puji Tuhan…semua bantuan berasal dari teman-teman orang baik di Indonesia.

Pak Andri, tetap bersemangat! Kata saya dalam inbox.

Saya pribadi sangat berterima-kasih untuk semua perhatian teman-teman yang telah mau ikut terbeban bersama paguru Andri Kristian. Mungkin hanya ini yang dapat kita lakukan dengan harapan semoga yang telah terkumpul bermanfaat buat anak-anak di Samenage. Tuhan memberkati kita semua.

Link kita bisa : https://kitabisa.com/campaign/kirimbukusamenage

Berikut dokumentasi dana yang berhas dikumpulkan dan dicairkan :

Surat Cinta Anak-anak Papua

Berikut tulisan tangan dari Rosalina Alua. Cita-citanya menjadi perawat.
Surat ini masih kusimpan, diberikan saat aku dan teman bersiap naik ke pesawat terbang sempat berpelukan dan bersalaman sebagai tanda kami harus berpisah.

Sederhana memang, tanpa tanggal surat, kepada siapa surat dituju lalu kalimat demi kalimat dia coba rangkai tetapi ini sangat berharga dan menandakan kalau mereka anak-anak Papua bukanlah seperti yang kamu kira.
Disana ada begitu banyak kebaikan dan keramahtamahan yang kurasakan.
Contoh kecil mereka selalu menyapaku saat berjumpa:

  • Pa guru, Mau kemana? ke pasar kah
  • Pa guru, sa bantu angkat2 ya?
  • Pa guru, kayu bakar habis? Besok kita bawa buat pa guru.
  • Pa guru, sa temani pulang malam ini.
  • Pa guru, sa mau belajar.
  • Pa guru, Ayo kita ke hutan.
  • Pa guru, makan dulu siang sudah.
  • Pa guru, Jangan lupakan kami. 😥

Untuk itu aku sangat menyesal kalau ada orang yang dengan mudah membenci dan menjatuhkan vonis kepada mereka akibat kejadian yang baru-baru ini terjadi.

Ayo rangkul Papua.
Papua dalam Cinta.💕

Terima kasih.

Pesan/petuahnya Pdt. J. Wismar Saragih kepada generasi masa kini. 

Suku etnis Simalungun tentu sudah tidak asing lagi apabila mendengar nama Pdt. Jaulung Wismar Saragih atau biasa disingkat Pdt. J. Wismar Saragih.

Dalam buku yang diterbitkan kembali ini berjudul “In Memoriam Pdt. J. Wismar Saragih” terlukis perjuangan bapak Wismar dari mulai kecil hingga akhirnya hidupnya, semua hampir didedikasikan untuk Tuhan dan kemajuan orang – orang Simalungun. Sekarang kita bisa beribadah di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) adalah karena perjuangan beliau tak akan kita pungkiri lagi hal itu. Selain itu ada pula karya-karya dan buah pikirannya untuk Simalungun seperti Museum Perhutaan ni Harajaon Purba di Pematang Purba, hingga kini disana terdapat bangunan budaya dan ornamen etnis Simalungun seperti Rumah Bolon, Balei Bolon, Pattangan Raja, Pattangan Panak Boru, Jambur, Jabuni Paruma dan Lossung Bolon, begitu juga Tapian Raja, Tapian Nassipuang dan Tapian Panakboru dan Museum Simalungun di Pematang Siantar (1937). Disebutkan lagi supaya orang Simalungun pintar maka dibangunlah rumah sekolah yang saat ini kita kenal Universitas Simalungun (USI), kalau baca bukunya masih banyak lagi kisah perjuangan sang pendeta yang patut kita tiru dan contoh. 

Dalam buku ini juga penulis sempat bertanya kepada bapak Wismar “mana lebih baik berharga Kristen atau Simalungun?  Maka ia menjawab “pertanyaanmu itu sungguh tidak bisa dijawab secara konkrit, tetapi secara moral. Kedua – duanya sangat berharga bagi saya karena Simalungun sangat berharga bagi saya karena saya orang Simalungun dan Kristen sangat berharga bagi saya karena Kristen akan membawa saya kekal di surga.”

Berikut ini pesan/petuahnya bagi kita khususnya orang-orang Simalungun sekarang dan kemudian hari :

1. Hati dan pikiran

Kalau hati kita baik, baik jugalah pikiran kita karena kalau pikiran kita baik, baik jugalah yang keluar dari pikiran kita. Dalam segala pembicaraan pilihlah kata-kata yang baik. Tapi ingat ditengah-tengah yang  baikpun selalu masih ada yang baik (masik-masik ni dongkei gajah, tading sabulus nari) artinya biarpun daging gajah itu busuk masih ada yang baik. Kalau hati kita senang, senang jugalah pikiran kita juga tubuh kita jadi tenang, ringan. Kail yang bengkok mendapat tapi sumpit yang lurus juga mendapat. Karena itu kita pilih yang lurus saja, pikiran baik, jauh lebih berharga dari wajah yang cakap.

2. Mengenai berbicara

Perumpamaan kita mengatakan “dilat lobei bibir lao marsahap”  jilat lebih dahulu bibirmu baru berbicara. Artinya sebelum kita berbicara , harus lebih dahulu dipikirkan apa yang akan dikatakan. Karena segala ucapan kita harus dipertanggung-jawabkan dihadapan manusia dan dihadapan Tuhan. Karena itu bila kita berbicara, pilihlah kata-kata yang sopan dan hormat. Apa gunanya kita mengucapkan kata-kata kotor, porno, tidak sopan? Bukankah sama sulitnya mengatakan yang baik dan yang tidak baik? Semua orang senang dengan perkataaan yang baik. Karena itu katakanlah perkataan benar, jujur, enak didengar dan membawa damai.  Jagalah supaya pikiran kita tetap benar, supaya ucapan kita juga benar.

3. Mengenai kepercayaan

Janganlah kita percaya kepada kekuatan apapun yang ada di dunia ini, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaa Tuhan kita. Dari antara segala ciptaan, manusialah ciptaan yang paling tinggi dan mulia. Jadi segala ciptaan yang lain adalah lebih rendah daripada kita. Kita percaya bahwa satu saja Allah Tritunggal. Bila kita percaya kepada sesuatu di luar Allah, maka kemanusiaan kita sangat rendah dihadapan Allah. Oleh karena itu janganlah percaya pada takhayul, guna-guna dsb.

4. Perasan untuk saling mengasihi

Kasih yang benar (agape) ialah kasih Tuhan Yesus kepada manusia. Kasihlah moral yang paling tinggi. Orang yang melakukan kasi yang benar, tidak akan pernah menyesal. Kasih yang benar ialah kasih yang mau berkorban, mau mengalah, mau merendahkan diri dsb. Kasih itu dimulai di rumah, antara suami dan isteri dan sebaliknya, antara anak-anaknya. Bagaimana tinggi jabatan atau pangkat kita, semua harus dinilai; apakah kita mengasihi orang atau tidak? Sia-sialah pekerjaan yang baik, harta kekayaan yang banyak, bila kita kurang menjalankan kasih kepada orang lain. bagaimanakah kita mengasihi masyarakat kita?

5. Permohonan doa

Datanglah kehadapan Allah dan berbicaralah, karena doa itu dialog dengan Tuhan, kita hanya meminta, tapi janganlah kita meminta keperlua duniawi saja, mintalah yang perlu untuk kerohanian kita, mintalah juga iman, kita boleh meminta yang perlu untuk kehidupan sehari-hari tapi juga untuk kehidupan orang lain. sangat penting mendoakan orang lain dalam doa syafaatmu. Janganlah memohon melalui perantara seperti yang dilakukan orang kafir, melalui para dukun, mereka meminta kepada Tuhan melalui tabas-tabas atau mantera para dukun.

6. Mengenai cita-cita

Janganlah takut mempunyai cita-cita yang tinggi atau yang besar. Allah ingin kita mempunyai cita-cita yang tinggi, yaitu memperoleh hidup yang kekal. Itulah cita-cita orang kristen yang paling tinggi, dan yang paling besar. Bercita-citalah akan hal yang baik. Bila ada cita-citamu, tuliskanlah dan jangan lupa mendoakannya. Kalau cita-cita sudah tercapai, ucapkanlah terima kasih kepada Tuhan.

7. Mengenai perjuangan

Kalau kita manusia berjuang hanya untuk harta dunia saja  atau untuk kehidupan jasmani saja alangkah rendah perjuangan kita. Binatang-binatang pun dapat melakukannya. Tapi sebagai orang kristen harus berjuang meniru Tuhan Yesus Kristus dan salibnya, itulah simbol perjuangan kita. Lihatlah salib itu, kayu salib itu lebih panjang kayunya ke atas daripada ke samping. Lebih tinggi atau lebih panjang yang vertikal dari yang horizontal. Mari kita pikirkan lebih banyak mengenai hal yang di atas, daripada soal dunia. Yesus juga berkata dalam Lukas 9:23 kita harus memikul salib kita sendiri dan mengikut Dia. Akulah salibmu yang dengan sabar, tenang, senang, tidak berontak, tidak marah, tidak bersungut-sungut dan tetap tekun. Hal ini berlaku dalam pekerjaan kita sehari-hari.

8. Mengenai waktu

Hidup di dunia hanya sebentar saja atau hanya seperti bayang-bayang yang sebentar saja sudah berlalu. Waktu yang sudah lewat tidak akan kembali lagi. Hidup kita juga terbatas, karena itu marilah kita pakai waktu kita sebaik-baiknya, supaya hidup kita berguna. Ingatlah bahwa setiap jam harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Bangunlah waktu subuh, pagi-pagi burung sudah bangun dan bernyanyi memuji Tuhan. Burung-burung itu hanya membutuhkan keperluan perut saja, sedang kita manusia sungguh banyak yang kita butuhkan diluar keperluan makan. Hendaklah kita memakai waktu yang tepat msialnya dalam perkumpulan, kebaktian gereja dsbnya. Haruslah ada perasaan malu bila terlambat. Pakailah waktu yang tepat dalam segala pertemuan supaya orang lain percaya kepada kita. Penting memakai waktu yang tepa dalam berjanji dengan orang lain. Ingatlah, semakin maju suatu bangsa, semakin penting pemakaian waktu. Terlebih bagi orang kristen.

9. Mengenai pekerjaan, pangkat dan jabatan

Segala pekerjaan yang dipercayakan kepada kita semua baiklah kita kerjakan dengan sucakitca, dalam damai sejahtera. Bila kita melakukan pekerjaan kita dengan sukacita, pekerjaan itupun akan berhasil dengan baik. Pasti kita pernah malas bekerja, waktu kita malas itulah, kita perlu melawan diri kira sendiri untuk melakukannya dengan baik. Dan hasilnya akan baik pula. Segala tugas yang disampaikan kepada kita baiklah kita selesaikan dengan baik, jangan ada yan terbengkalai. Janganlah seperti pepatah Simalungun yang mengatakan ; songon tampua jantam pandei memukkah lang pandei marsidobi) seperti burung tampua yang pintar memulai membuat sarangnya, tapi tidak pandai menyelesaikan. Atau dikatakan; gara-gara runsi (seperti lalang yang terbakar, sebentar saja menyala tapi sebentar sudah padam). Ini diibaratkan seperti pada mulanya bersemangat bekerja, tapi sebentar saja sudah berhenti. Ingatlah dalam setiap pekerjaan selalu ada kesulitan, pada waktu kita menghadapi kesulitan disaat itulah kita perlu bersemangan mengerjakannya. Segala tenaga, pikiran dan usaha harus dipakai supaya kita keluar dari kesulitan yang kita hadapi, dan kita tidak akan gagal. Jangan pula seperti umpasa Simalungun yang mengatakan ; songon na manakkih palia gunung, mulak humbani guntulni, seperti memanjat peta cina ada buntuk (tidak rata) dia tidak dapat meneruskan  dan dia kembali. Artinya seseorang yang tidak mampu mengatasi kesulitannya dan gagal. Hampir tidak ada pekerjaan yang selalu berjalan dengan mulus. Jadi waktu kita menghadapi kesulitan, pada saat itulah kita perlu meningkatkan semangat kerja kita. Buatlah perencanaan yang baik. Tentukanlah yang mana dapat dikerjakan waktu pagi yang mana siang, yang mana pula yang dapat dikerjakan waktu malam. Semuanya harus jelas, waktu malam harilah dibuat rencana pribadi, dan doakanlah rencanamu itu kepada Tuhan. Supaya Tuhan memberkati semua pekerjaanmu itu agar berguna dan berjalan dengan baik sesuai dengan kehendak Tuhan.

10. Mengenai belajar

Belajarlah selama hidup. Tidak ada istilah terlalu tua untuk belajar. Atau terlalu bodoh untuk mempelajari sesuatu. Kita harus mempunyai tujuan apakah yang perlu dipelajari. Biarpun kita tidak duduk lagi dibangku sekolah, kita harus terus belajar. Kita dapat belajar dari buku-buku yang ditulis orang-orang pintar, pengetahuan kita pasti bertambah membaca sangan menyenangkan hati dan pikiran. Pengetahuan kita bukan hanya ditentukan oleh ijazah yang kita peroleh waktu bersekolah, tapi pengetahuan kita ditentukan kesungguhan hati kita membaca buku-buku, dan bahan-bahan yang telah kita baca.

11. Kepada para pendeta 

Pada pendetalah yang bertanggung-jawab atas kerohanian iman para anggota jemaat, yang diserahkan kepadanya untuk dilayani yang termasuk daerah pelayanannya. Karena itu dibutuhkan penggembalaan yang sebaik mungkin. Melalui penggembalaan secara pribadi dan keluarga yang berkesinambungan. Khotbah kita jangan menyinggung hati anggota jemaat, jangan khotbahkan tentang pikiran manusia atau tentang manusia, tapi rencana dan pikiran Tuhan, firman Tuhan yang perlu diberitakan. Penting beritakanlah tentang kasih Tuhan, berkat Tuhan dan pengampunan Tuhan tapi juga tentang hukum Tuhan. Janganlah takut kepada orang atau kutukannya, tapi takutlah akan Tuhan. Kalau iman orang yang diserahkan kepada kita tidak kita lakukan dengan baik, maka kita harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Khotbah harus benar-benar kita persiapkan dan kita doakan kiranya Tuhan memberkati firmannya dan memberkati si pendeta.

12. Kepada pimpinan

Jika saudara seorang pemimpin, tidak perlu supaya orang melakukan apa yang kamu katakan tapi usahakanlah suapaya orang melakukan apa yang anda maksudkan/rencanakan. Biarkan orang lain mengutarakan maksud dan pikirannya masing-masing. Siapapun  yang mengusulkan atau memberi pendapatnya tidak jadi persoalan, apa yang kita maksud dapat terlaksana.

13. Siapakah yang membantu kita?

Kita sendirilah yang bertanggungjawab atas tugas dan pekerjaan kita. Jika ada yang membantu kita, kita harus bersyukur dan bersukacita. Untuk mengurus dan membantu suku bangsa kita sendiri juga kita lakukan sendiri. Janganlah lepas tangan atau hanya sebagai penonton saja, tapi harus masuk hitungan. Kita semua harus aktif memajukan Simalungun.

14. Hidup dalam soal ekonomi

Janganlah kita membeli yang kurang penting, karena dimana saja ditempat perbelanjaan banyak orang menjajakan dagangannya. Belilah yang paling perlu. Perhatikanlah lebih dahulu rumah, apa yang paling perlu dan sangat mendesak, mana yang dapat ditunda dahulu. Jadi kalau berbelanja janganlah di pasar tapi di rumah.

15. Nasehat/pituah banggal (etika seksual)

Pendeta Wismar ingin menasehati keluarga kristen suam dan isteri dalam hal seksual katanya : kalau hewan tidak perlu diajari dalam hubungan seksual karena mereka mempunyai insting sejak lahir. Binatang tidak perlu diajar bersuami atau beristeri. Tapi manusia tidaklah seperti itu. Sama seperti petani perlu belajar menanam kopi misalnya atau bagaimana menanam karet, tapi belum ada pelajaran yang mengenai hubungan suami isteri dahulu. Pada umumnya yang menikah tidak tidak mengetahui hal ini, asal menikah ya cukuplah. Si Bapa biasanya tidak apakah isterinya hamil, berapa bulan, kapan isterinya melahirkan karena itu sering ada yang lahir di jalanm dibuatlah namanya si Jalan. Pendeta Wismar menulis buku kecil yang disimpan hanya diberikan kepada pasangan yang menikah. Isinya mengenai sedikit hubungan seksual antar suami isteri. Pendeta Wismar selalu menekankan monogami yaitu pernikahan seorang suami dan seorang isteri, karena begitulah ketentuan yang dibuat Allah. Dalam keluarga yang monogamilah yang dapat berjalan kasih pernikahan pertama di dunia ini, seorang suami dengan seorang isteri yaitu Adam dan Hawa. Mungkin saja sejumlah perempuan tidak sama dengan laki-laki, tapi keputusan Tuhan harus tetap berlaku. Sebagai contoh di Simalungun pada tahun 1930 ada sensus (volksvoortelling) dimana terdapat bahwa jumlah laki-laki dan perempuan hampir sama jumlahnya. Tapi pada tahun 1961 sudah berubah ada 247.286 perempuan dan 245.342 laki-laki, jadi lebih banyak perempuan. Bila monogaminya dipraktekkan pasti banyak perempuan yang tidak menikah. Tapi pertambahan penduduk dapat mengubah perbandingan itu.

17. Mengenai silsilah

Jika kepada seorang Simalungun ditanya: darimana keturunannya, siapa ompungnya, mungkin tidak dia tahu. Dia biasanya hanya mengetahui mengenai ompungnya saja yaitu dari orangtua dari bapa dan ibunya. Sebenanrnya silsialah itu penting untuk kita, tapi orang tua kita dahulu tidak teliti mengajarkannya. Mungkin kita lebih tahu sejarah orang lain daripada sejarah kita atau orangtua kita sendiri, pendeta Wismar juga hanya mengetahui tentang ompungnya saja.

18. Mengenai warisan/peninggalan orangtua

  • Mengenai adat kita

Kalau kita berbicara mengenai adat itu bujkan berarti kita mengikuti semuanya. Kita tidak perlu mengikuti nenek moyang kita dahulu. Dapat disesuaikan dengan kemajuan zaman. Contohnya saja memakai waktu; semakin maju kita, kita diajar memakai waktu. Jadi dapat dipersingkat, didapatkan supaya jangan bertele-tele dan memakan waktu. Jadi disesuaikanlah dengan keadaan dan kebutuhan. Memang kita tidak dikatakan orang sebagai yang tidak beradat tapi perlu diperhatikan mana yang penting.

  • Bahasa kita

Bahasa ialah yang menyatakan suatu bangsa, alangkah miskinnya kita aklau dalam lingkungan kita sendiri kita tidak memakai bahas kita. Katanya jangrik bersuara didalam lubangnya apalagi manusia? Apakah kita masih memakai memakai bahasa kita di lingkungan kita sendiri? Atau dikalangan kita sendiri atau ditengah keluarga kita sendiri pun kita tidak lagi memakainya. Pelilharalah bahasa kita supaya jangan hilang.

  • Kebaikan kita

Dari dahulu orang Simalungun tidak ada yang penipu. Tidak ada catatan mengenai utang-piutang, kalau ada yang meninggal orang yang mempunya hutang-piutang datang ke rumah keluarga almarhum dan semua diselesaikan. Tidak ada yang berbohong semua dapat dipercaya biarpun tidak ada sakit atau surat bukti. Kita tidak memupunyai bakat mencuri. Barang-barang ditinggalkan di ladang atau tergeletak di halaman rumah. Mungkin sekarang sudah banyak orang Simalungun jadi pencuri.

  • Orang Simalungun dahulu orang jujur

Janganlah kita hidup sekarang jadi pembohong. Biarlah sifat jujur yang kita warisi dari nenek moyang kita tetap kita pertahankan dan dapat kita sumbangkan kepada generasi penerus dam kepada bangsa Indonesia dam kepada orang Simalungun khususnya.

  • Mengenai surat-menyurat

Semua surat-surat yang kita terima wajiblah kita membalasnya. Kalau surat yang kita terima tidak kita balas, kita termasuk orang yang sombong. Sama halnya bila seseorang berbicara kepada kita, tidak kita jawab.

Nah…semoga tulisan ini dapat menginspirasi dan apabila ada kata atau ketikan yang salah saya mohon maaf. 

Sumber : Diambil dari buku “In Memoriam Pdt. J. Wismar Saragih” 7 maret 1968 – 7 maret 2007 ditulis oleh Pdt. Minaria S. Sumbayak, Sth dan Jaiman Sumbayak. 

Ulang Tahun di 2017

Kampanye #BeraniMimpi untuk Papua

Misi ini telah selesai…donasinya telah ditutup. Terima kasih aku ucapkan Tuhan atas kesempatan dan berkat dariMu yang tidak terhingga kepada kami semua, sampai pada ulang tahunku kali ini mendapatkan kado indah dari orang-orang yang bahkan aku tidak kenal dan akan kuberikan pula kepada orang yang tidak aku kenal, namun mereka semua adalah saudara-saudaraku, saudara sebangsa dan setanah air. Secara khusus aku mengucapkan terima kasih, semoga Tuhan tetap memberikan yang hidup kepada kalian (tidak bisa kusebutkan satu persatu). Jadi kado ini memang khusus yang akan menjadi ingatan tersendiri bagiku. Begitulah hingga catatan ini aku buat dan muat, mungkin bisa sedikit menjadi pondasi bagi siapapun yang awalnya ingin mempersembahkan hal-hal terbaik untuk negeri Indonesia kita tercinta. Misi chalengge #BeraniMimpi  untuk Papua yang kubuat selesai masa kampanye donasinya. Setelah sebulan lebih berusaha mencari para donatur dari media sosial dan mengajak mereka untuk bersedia memberikan sedikit dari yang mereka punya. Kebanyakan dari mereka para donatur  justru dari orang-orang yang  tidak kukenal, namun mereka mempercayakan pengurusan akan donasi kepadaku. Percayalah masih begitu banyak orang baik di negeri ini. Bulan Agustus memang selalui ramai maksud saya karena ada hari besar peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun ini Indonesia berusia 72 tahun dan bulan ini bertepatan pula  dengan bulan kelahiranku. Teringat bahwa sudah setahun yang lalu masa tugas di Distrik Kobakma, Papua aku jalani. Waktu ini terasa berjalan begitu cepat namun dalam ingatan masih begitu melekat segala aktivitas dan kegiatan semasa disana. Aku sangat bersyukur penuh kepada Tuhan pernah memberikan kesempatan itu, sekali lagi aku sangat bersyukur. Dua tahun lalu aku berulang tahun di tanah Papua dan untuk tahun ini keinginanku  kembali merayakannya untuk tanah Papua terwujud kembali (meskipun tidak menang kompetisinya) hehe…. Lewat misi #BeraniMimpi  yang diadakan oleh pihak Wahana Visi Indonesia  (WVI) melalui fundraising kitabisa.com ini sebenarnya memberikan kesempatan untuk ke Papua kepada tiga pengumpul donasi tertinggi. Pada awalnya menjadi tantangan tersendiri bagiku sebagai seseorang yang hanya punya modal niat dan doa plus kuota.

Cerita singkat mengenai kampanye ini pun dimulai sejak tanggal 7 April 2017 dan berakhir tanggal 7 Agustus 2017, sebelum masa kampanye aku juga sudah mengikuti  awal rencana kegiatan ini, dimulai dari mendaftarkan e-mail hingga WVI membuat workshop dan beberapa pertemuan yang undangannya selalu dikirim ke e-mailku meskipun aku tidak dapat datang ke Jakarta sebab begitu tadi modalku, serta memang kebetulan waktu luang yang tidak mendukung serta jarak tempatku sekarang tinggal jauh dari Jakarta. Meskipun begitu aku tidak ingin berhenti disitu saja, aku percaya akan tercapai sesuai target dan pada akhirnya betul terjadi dana donasi terkumpul Rp.7.573.770,- dengan jumlah donatur 35 orang. Sungguh hasilnya diluar dugaan awalnya target dana yang kubuat Rp.5.000.000,- saja dan hasil ini patut aku syukuri. Semoga dana yang terkumpul ini dapat membantu masyarakat dan anak-anak di desa Sepalek, distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya membangun Honai Belajar anak dimana ada sekitar 652 orang penduduk yang tinggal disana dan 180 diantaranya adalah anak-anak usia PAUD. Honai ini akan difungsikan untuk kegiatan PAUD guna meningkatkan kualitas pendidikan anak di desa tersebut. Selain Honai Belajar Anak juga akan dibangun 3 sanitasi sekolah yang berada di desa Hubokosi, Napua dan Ketimavit yang total penduduknya kurang lebih mencapai 3.700 orang. Fasilitas umum ini diharapkan dapat meningkatkan pola hidup sehat anak-anak dan menumbuhkan kesadaran tentang kesehatan dan kebersihan. Harus sama-sama kita sadari bahwa masih banyak saudara-saudara yang hidupnya belum sebaik kita saat ini baik dari segi sumber daya manusia, ekonomi, kesehatan dan banyak hal lainnya. Kita tidak bisa diam dan hanya membiarkan waktu terus berjalan tanpa perjuangan, harus kita lanjutkan perjuangan cita-cita pendiri bangsa ini terkhusus mencerdaskan anak-anak bangsa. Jika kita terus mengharapkan kinerja pemerintah aku rasa juga tidak baik, sepertinya anak muda harus menggelontorkan pergerakan dan turut mengambil bagian. Dimanapun kamu berada sekarang ayo…berbuat hal-hal yang positif yang dapat membangun negeri Indonesia.

Sumber data dan foto;

-Wahana Visi dan Indonesia 

-kitabisa.com

-Yuventaariella

Meskipun tidak kenal tetapi merekalah orang baik. Terimakasih ini menjadi kado ulang tahunku tahun ini

#BeraniMimpi untuk Papua

Kita dapat berbagi sedikit senyuman, selagi masih muda. Saya ikut #BeraniMimpi 

Saya ingin mereka pun bermimpi seperti saya bermimpi tentang mereka di ultahku nanti.

Ayo,  jangan ragu donasikan bantuanmu untuk mendirikan rumah belajar bagi mereka, untu ikut donasi klik link berikut ini :

https://m.kitabisa.com/ultahkuuntukpapua

#campaign #education #papua #westpapua #indonesia #children #moppapua #pacetokikasar

Si Burung Besi Timur

Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dipergunakan untuk membantu kerja manusia, tetapi tulisan ini bukan bermuatan fisika kok. Hehe…Nah ketika aku bertugas di Kobakma ada pengalaman tentang kendaraan yang ingin kuceritakan. Teringat saat ingin pergi ke suatu tempat apabila di kampung halaman dapat mempergunakan kendaraan darat seperti sepeda motor, mobil dan kereta, terlebih ketika kita misalnya bepergian jauh antar kabupaten. Cerita ini pun hampir sama ketika aku sempat tinggal di Kalimantan Tengah dimana sudah terbentang jalan raya yang beraspal. Kalau kita tinggal di sebelah barat Indonesia terlebih perkotaan, kita sama-sama sudah tahu harga ongkos bus atau kereta masih dapat dijangkau. Dan harga bahan bakar untuk kendaraan tersebut adalah harga yang standar nasional.

Pesawat terbang mengantarkan aku dan teman-teman dari kota Jayapura – distrik Wamena

Pesawat terbang ini bermuatan 18orang sudah dual twin, mengantarkan aku dan teman-teman dari Wamena-Kobakma

Tidak pernah terbayangan memang ketika aku memasuki daerah tugas kemarin, semua perjalanan ditempuh dengan menaiki pesawat terbang, mulai pesawat terbang jenis boeing sampai pesawat pesawat terbang Cesna (perintis) berpenumpang 18 orang. Perjalanan udara dengan pesawat terbang dari bandara Juanda Surabaya sampai ke Jayapura naik pesawat terbang, lalu disambung pesawat terbang lagi dari Jayapura ke Wamena, ke Kobakma sekali lagi naik pesawat terbang dari Wamena. Distrik Kobakma adalah ibukota kabupaten Mamberamo Tengah berada di pegunungan tengah Papua sehingga keadaannya seperti itu bahkan untuk menempuh antar kabupaten harus mempergunakan pesawat terbang dengan biaya yang sangat mahal. Sampai saat ini pembangunan jalan darat yang menghubungkan distrik Kobakma ke distrik-distrik lainnya meskipun masih dalam satu daerah kabupaten, jika masyarakat lokal dapat berjalan kaki beratus-ratus kilometer.

Jika naik pesawat perintis dari Kobakma tidak perlu beli tiket, cukup datang ke bandara masuk ke kantor salah satu maskapai untuk menanyakan ada flight ke Jayapura atau Wamena misalnya. Ketika petugas bilang ada, bisa langsung bayar ditempat dengan biaya ya sangat mahal kalau pandangan orang perkotaan. Kobakma-Wamena ongkosnya 500-700rb dengan terbang sekitar 15-20 menit dan untuk Kobakma-Jayapura ongkosnya 1 juta dengan waktu terbang kurang lebih 45 menit. Pernah pengalaman sewaktu menjelang natal aku dan teman-teman ingin berlibur ke Jayapura. Penumpang saat itu padat, kami tidak bisa satu pesawat naik tujuh orang akhirnya naik secara terpisah. Nah disini pengalamanku naik pesawat perintis paling kecil berpenumpang 8 orang. Sistem kerja pesawat ini masih manual termasuk saat menggulung sayap. Naik pesawat perintis kecil seperti ini memang memompa adrenalin seperti olahraga eksrim itu. Di atas kita akan melihat pegunungan yang indah, sungai-sungai, pohon-pohon yang masih alami. Keadaan akan berbalik ketika langit sudah gelap alias mendung maka tidak kelihatan apapun di depan, ditambah ada hujan dan angin. Makin cepatlah detak jantungku waktu itu. Pernah ada kejadian  pesawat terbang yang tidak dapat mendarat karena waktu itu awan tebal pilot hanya membawa pesawat berputar-putar daerah bandara, sampai akhirnya pesawat terbang tersebut kembali ke bandara semula berangkat. Aku sempat berpikir setiap manusia pasti punya titik balik kehidupannya  terlebih ketika dalam keadaan tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain berserah. (bermakna).  Pilot-pilot pesawat inipun ada yang orang asal Indonesia sampai luar negeri dan beberapa pilot asli anak Papua. Dari beberapa informan aku dapatkan bahwa dahulu pertama sekali yang masuk ke daerah pedalaman Papua adalah para misionaris agama Kristen, tidak salah hampir semua bandara dibuat oleh mereka yan pertama sekali datang ke daerah tersebut. Bahkan bandara distrik Kobakma bukan milik pemerintah tetapi dibangun karena misi penginjilan.

Pesawat terbang ini bermuatan 8-9 orang. Pesawat perintis ini sebagian kinerjanya masih manual. Mengantarkanku dari Kobakma-Jayapura. Pesawat paling goyang waktu di udara terlebih waktu itu cuaca hujan dan berangin

Mengenai penggunaan mobil dan sepeda motor sewaktu di Kobakma aku dan teman-teman meminjam punya bapak/ibu guru atau warga maupun siswa/i biasanya untuk pergi berbelanja bahan kebutuhan pokok seperti beras, sayur dan lauk . Harga bahan bakar (bensin) di Kobakma normalnya 50rb/liter sedangkan apabila terjadi kelangkaan bisa mencapai 80rb/liter. Jika tidak mendapat pinjaman biasanya menumpang mobil truk para tukang yang lalu lalang mengambil batu atau pasir. Kalau mau gratis salah satu caranya adalah berjalan kaki. Hehe… 

Bangunan-bangunan dan fasilitas umum yang ada di Kobakma semua dibangun dengan biaya menghabiskan beratus-ratus juta rupiah. Sebab bahan-bahan bangunannya didatangkan dari luar daerah bahkan dari Jawa dengan biaya distribusinya melebihi harga beli barang bangunan tersebut dikarenakan hanya dapat menggunakan pesawat terbang.

Di akhir masa tugas mengajar di distrik Kobakma aku dan teman-teman pun kembali menaiki pesawat terbang perintis. Dengan diantar oleh siswa dan siswi sampai bandara, tempat yang menjadi saksi perpisahan kami. Terima kasih Tuhan telah memberikan kesempatan dan keselamatan, dan manusia kepunyaanMu yang telah menciptakan burung besi ciptaan pun telah mengantarkan aku sampai ke tanah Papua. Tanah yang indah.

Pemandangan indah dari pesawat terbang perintis

Maskapai Susi AirAir

Maskapai Dimonim Air

Maskapai Trigana Air

Photo history of Taman Baca Bintang Timur

Awalnya buat kegiatan belajar sore hari untuk anak-anak

Berlanjut ada juga kegiatan membaca buku, ketika itu bukunya kebanyakan buku bacaan cerita rakyat dan dongeng kami pinjam dari SMA Negeri Kobakma

Ternyata kegiatan belajar sore menarik perhatian para orang tua juga

Dengan dana pribadi saya ingin menambah koleksi buku belajar dan bacaan(seperti bobo, kuark, bacaan dongeng, komik) dibantu mitra Monika Lingga di Medan, sebagian buku juga berasal dari donasi keluarga dekat

Di awal bulan Desember 2015 dicoba menggalang donasi dengan dibantu pihak Bukuntukpapua, setelah semua ketentuan dan syarat terpenuhi maka nama Lapak Baca Bintang Timur dibagikan ke media sosial selama satu bulan masa kampanye

Terima kasih kakak Jes

Perhatian yang sangat menggembirakan para donatur yang baik hati dan pihak Bukuntukpapua telah banyak membantu

Setelah sebulan masa kampanye dengan segala upaya akhirnya buku-buku hasil penggalangan mendarat di Kobakma. Syukurlah semua buku dalam keadaan baik, ada sekitar 200an judul buku

Buka lapak baca di kantor desa

Pada akhirnya bekerja sama dengan dokter Dedy Simanjuntak mendapatkan ruang untuk membaca dan menyimpan buku-buku

Sekarang sudah bisa membaca di ruang baca

Anak-anak sudah datang dan membaca bersama-sama

Terima kasih Tuhan buat semua berkat dan kesempatan yang Engkau berikan. Terima kasih juga buat semua pihak yang banyak membantu lapak baca Bintang Timur, Tuhan memberkati. 

Inisiatif Pendirian Lapak Baca (Distrik Kobakma Mamberamo Tengah, Papua) Oleh: Daniel Leonard Sinaga

 

Cerita Tentang Inisiatif

  1. Apa yang ingin anda lakukan dan dimana?

Yang ingin saya lakukan adalah memfasilitasi warga mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua dengan buku bacaan yang berkualitas melalui pendirian Lapak Baca di Distrik Kobakma, Kab.Mamberamo Tengah, Papua.

 

  1. Ceritakan tentang diri dan latar belakang.

Saya Daniel Leonard Sinaga, asal dari Sumatera Utara berusiaa 25 Tahun. Semasa kuliah saya telah aktif mengikuti kegiatan social secara khusus bidang pendidikan baik melalui organisasi maupun komunitas social di lingkungan luar kampus. Ada ketertarikan yang besar dalam diri saya terhadap bidang pendidikan, itulah sebabnya dimanapun saya berada, saya selalu menyempatkan diri mengambil bagian di bidang sosial secara khusus bidang pendidikan. Sebelumnya, saya sempat bekerja sebagai Guru di Palangkaraya selama setahun dan selama disana saya menjadi Koordinator komunitas 1000Guru regional Kalimantan Tengah. Sekarang, bersama dengan tujuh rekan lainnya, saya ditugaskan menjadi Tenaga Pengajar di Mamberamo Tengah melalui gerakan SM-3T dari Kemendikbud.

 

  1. Mengapa melakukan hal tersebut? Kapan ingin direalisasikan?

Bagi saya, mengeluh saja dan mengkritik pemerintah atas masalah yang ada tidaklah cukup. Setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama terhadap masalah yang terjadi di negeri ini, termasuk saya. Oleh karena  itu, saya benar-benar harus turun tangan melihat kondisi pendidikan yang belum layak di Distrik Kobakma ini. Selain itu, saya percaya setiap anak di Indonesia berhak mendapat pendidikan yang layak, setiap anak berpotensi jadi pemimpin termasuk anak-anak di ujung Republik seperti di Papua ini. Oleh karena itu, kita bertanggungjawab menghantarkan mereka ke masa depan mereka, termasuk dengan pendidikan dan seluruh fasilitas pendidikan seperti buku. Secara teknis, pendirian Lapak baca sudah mulai dilaksanakan secara personal oleh saya dan teman-teman melalui permohonan donasi dana dan buku kepada teman-teman secara pribadi dan rencananya ketika belum ada gedung Lapak baca sekalipun, kami sudah mulai melaksanakan kegiatan belajar tambahan seadanya, bias di Lapak kami, di teras sekolah atau dibawah pohon sekalipun. Namun, secara keseluruhan, Lapak baca ditargetkan berdiri dan beroperasi pada Desember 2015.

 

  1. Apa saja yang dibutuhkan?
  • Buku pelajaran SD-SMP dan SMA
  • Buku pengetahuan (RPAL/RPUL, NatGeo, Ensiklopedi atau Buku Penemuan)
  • Buku keagamaan untuk SD-SMP-SMA
  • Majalah baik untuk anak maupun orangtua
  • Buku cerita/dongeng
  • Komik anak
  • Buku keterampilan bagi Remaja dan Orang Tua
  • Buku panduan budidaya (Tanaman maupun Hewan)
  • Alat Peraga Pendidikan
  • Alat tulis dll

 

  1. Jika membuat Lapak Baca, target pembaca Lapak baca siapa?

Siswa/I SD, SMP, SMA dan orang tua.

 

  1. Jumlah buku yang diperlukan untuk menjalankan Lapak Baca?

500 buah buku terdiri dari buku untuk siswa SD, SMP, SMA dan umum/orang tua.

 

  1. Lokasi Lapak Baca dimana?

Lapak baca dibuka di halaman Gereja Bhetel jemaat Kobakma

 

  1. Siapa yang bertanggungjawab terhadap Lapak Baca ini?

Saya dan Rekan pengajar lainnya, dan tentunya akan dijalin kerjasama dengan Tokoh Masyarakat dan Adat setempat seperti Kepala desa. (dengan pertimbangan masa tugas kami yang hanya setahun ditempat ini)

 

  1. Apa dukungan yang diharapkan dari pemerintah daerah cc Dinas Pendidikan?

Pemerintah Daerah mendukung dengan membantu penyediaan fasilitas seperti buku, bantuan alat belajar dll.

 

  1. Apa dukungan yang diharapkan dari Masyarakat?

Masyarakat boleh menerima hadirnya Lapak Baca ini dengan baik, secara khusus kepada orangtua agar memberikan waktu luang bagi anak-anak agar dapat mengikuti program yang dilaksanakan di Lapak baca nantinya.

 

  1. Jika Project penggalangan ini telah selesai da nada yang ingin mendukung Lapak baca, akan menghubungi siapa, alamat atau no HP?

Daniel Leonard Sinaga.

HP/WA: 082255149677

Distrik Kobakma, Mamberamo Tengah, Papua.

 

Deskripsi Proyek

  1. Nama Lapak Baca

Lapak Baca ini diberi nama Lapak Baca “Bintang Timur”. Bintang berarti harapan dari terbentuknya Lapak Baca ini yaitu semua anak-anak yang belajar di lapak baca mampu bermimpi setinggi bintang serta mampu berprestasi dan bersinar dan menjadi bintang bagi Keluarga, lingkungan maupun Indonesia. Timur menunjukkan posisi mereka yang jauh di “Timur Indonesia”. Kedepannya, tidak menutup kemungkinan lapak baca ini akan berganti menjadi Rumah Baca apabila ada ruangan atau gedung yang bisa dijadikan tempat menyimpan buku serta tempat belajar.

  1. Lokasi/Jam Operasional: Lapak baca dibuka di halaman Gereja Bhetel jemaat Kobakma. Lokasi ini dipilih karena halamannya yang luas, dekat dengan rumah-rumah penduduk serta ruangan gereja bisa digunakan untuk tempat menyimpan buku-buku. (Rumah kami (Guru SM3T) cukup jauh dengan rumah-rumah warga, jadi jika buku disimpan di rumah kami akan kesulitan untuk membawa buku turun setiap kali menggelar lapak baca). Lapak baca dibuka setiap har Senin, Rabu dan Minggu mulai pukul 15.30 – 18.00 WIT.

 

  1. Layanan Lapak Baca:
  • Kelas “calistung” : kelas ini fokus pada siswa/i SD-SMP yang masih mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan berhitung. Metode yang digunakan adalah pengenalan huruf, angka serta belajar membaca, menulis dan berhitung dasar.
  • Kelas lanjutan (bisa direvisi): kelas ini fokus pada siswa SMA untuk mengejar ketertinggalan pelajaran di sekolah yang sering kali disebabkan karena kekurangan buku pelajaran dan kemampuan belajar siswa yang masih lambat. Materi yang diajarkan bisa beragam mulai dari matematika, IPA, IPS maupun bahasa inggris. Selain itu, kelas ini juga diharapkan menjadi kelas tambahan sebagai persiapan menuju Ujian Nasional.
  • Selama lapak baca dibuka (2,5 jam) akan ada 3 sesi setiap pertemuannya, yaitu sesi pertama (30 menit) untuk pembukaan, gmaes maupun Ice Breaking, sesi kedua (1 jam) kelas dibagi dua yaitu kelas “calistung” dan kelas “lanjutan) serta diakhiri dengan sesi ketiga (1 jam) yaitu sesi membaca dimana semua siswa boleh membaca buku secara bebas sesuai minat mereka.
  • Setiap enam kali pertemuan (2 minggu) akan diadakan perlombaan baik di bidang membaca, menulis, berhitung serta kelas tambahan bagi seluruh siswa. Bagi siswa yang menjuarai lomba akan ada reward, hal ini diharapkan mampu menjadi motivasi dan semangat bagi seluruh siswa untuk hadir dan belajar di Lapak baca.

 

  1. Informasi dan Publikasi Lapak baca.

Seluruh informasi dan kegiatan Lapak Baca akan didokumentasikan dan dipublikasikan melalui akun media sosial FB dan Instagram Lapak Baca yang akan dibuat dan dikelola. Melalui akun ini juga akan dipublikasikan tentang donasi dan ucapan terimakasih/testimoni siswa bagi donatur yang telah mendukung pendirian dan kegiatan Lapak Baca nantinya.

01 Desember 2015